Thailand Klaim Tidak Menyiksa Bos Judi

Thailand Klaim Tidak Menyiksa Bos Judi

Thailand Klaim Tidak Menyiksa Bos Judi yang Menghadapi Ekstradisi

Thailand membantah tuduhan menyiksa bos judi yang ditahan dan sedang berjuang melawan ekstradisi ke Tiongkok atas tuduhan menjalankan operasi judi online ilegal di Asia Tenggara.

Setelah menolak tuduhan bahwa mereka telah memperlakukan She Zhijiang, seorang bos judi yang ditahan di Bangkok, secara tidak manusiawi. She sedang menghadapi ekstradisi ke Tiongkok atas tuduhan menjalankan operasi judi online ilegal di berbagai negara Asia Tenggara.

She, yang lahir di Tiongkok, mengklaim bahwa tuduhan tersebut bermotif politik. Dalam surat yang ditulis oleh pengacaranya kepada Interpol, dia menyatakan bahwa dirinya mengalami “perlakuan tidak manusiawi” di penjara Thailand, termasuk kekerasan yang membuatnya tidak dapat berdiri.

Menteri Kehakiman Tegas Membantah Tuduhan Penyiksaan

“Perlakuan kami terhadapnya sama seperti narapidana lainnya, dengan akses rutin kepada pengacara,” ujar Menteri Kehakiman Thailand, Tawee Sodsong, dalam konferensi pers di Bangkok.

Tawee juga menyebutkan bahwa penjara di Thailand dilengkapi dengan kamera keamanan untuk mencegah penyiksaan atau penyalahgunaan. Dia dengan tegas membantah adanya perlakuan buruk terhadap She, yang dikenal sebagai tokoh di balik kompleks Shwe Kokko yang terkenal di Myanmar.

Namun, Tawee tidak secara langsung menanggapi tuduhan dalam surat tersebut yang menyebutkan bahwa pejabat kedutaan besar Tiongkok mengunjungi She di penjara tanpa persetujuannya untuk mencoba menekan dia agar kembali ke Tiongkok.

She ditangkap di Bangkok pada tahun 2022 berdasarkan surat perintah internasional dan red notice Interpol yang diajukan oleh Beijing. Sejak itu, ia terlibat dalam pertempuran hukum untuk melawan ekstradisi.

Meskipun pengadilan Thailand telah menyetujui ekstradisinya ke Tiongkok pada tahun 2023, She saat ini sedang mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Klaim Ekstradisi dari Kamboja Menambah Kompleksitas

Situasi semakin rumit karena Kamboja juga mengajukan permintaan ekstradisi untuk She, yang juga memegang kewarganegaraan Kamboja.

Menteri Sodsong menyatakan bahwa Pengadilan Banding Thailand akan membuat keputusan akhir terkait ekstradisi She.

She Zhijiang dilaporkan menjabat sebagai ketua Yatai International Holdings Group, sebuah perusahaan yang terlibat dalam investasi judi di Kamboja, Filipina, dan Myanmar. Kompleks kasino, hiburan, dan pariwisata Shwe Kokko sendiri memiliki nilai investasi sebesar $15 miliar.

Dalam pernyataan kepada Reuters, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut She sebagai warga negara Tiongkok dan “tokoh kunci dalam kejahatan judi online dan penipuan telekomunikasi,” dengan menegaskan bahwa bukti terhadap dirinya “sangat kuat.”

Kasus ini menyoroti meningkatnya kekhawatiran atas jaringan kriminal lintas batas di Asia Tenggara, khususnya di wilayah perbatasan Thailand, Myanmar, Laos, dan Kamboja.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa wilayah-wilayah ini telah menjadi pusat penipuan telekomunikasi dan online sejak pandemi COVID-19, dengan ratusan ribu orang diperdagangkan untuk bekerja di operasi penipuan tersebut.

Awal pekan ini, polisi Beijing mengumumkan bahwa mereka telah menangkap seorang tersangka dalam kasus seorang aktor Tiongkok yang ditipu untuk bepergian ke Thailand untuk pekerjaan film yang ternyata palsu, lalu diperdagangkan ke Myanmar, menurut Kementerian Keamanan Publik Tiongkok.